ADS

Sunday, November 21, 2010

Kesempatan dalam kesempitan (4)

Jerit sakit dan pedih erotis dari mulut Yenni terdengar memenuhi kamarnya. Pak Daud telah mulai menekankan batang kemaluannya ke gerbang kemaluan Yenni. Dia menekan tubuhnya untuk mendorong dan menembus. Dan uucchh.. Bagaimana Yenni akan tahan? Kemaluan itu sangat sesak menerobosi memek Yenni yang demikian sempitnya. Sesudah 11 bulan tak pernah digauli adakah kemaluan ini menyempit? Rasa sakit dan pedih langsung menerpa Yenni. Sakitnya mengingatkan saat kehilangan selaput perawannya dulu. Adakah Pak Daud juga merasakan seakan hendak menyobek selaput perawannya juga yang untuk ke dua kalinya?

Basah birahi dari lubang memek Yenni tidak banyak membantu. Yenni mengaduh-aduh dalam rintihan dan desahannya meninggalkan iba. Tetapi Pak Daud tak kenal menyerah.

Dia coba lagi dengan tambahan ludahnya untuk pelicin. Tetapi tak juga membuahkan kelancaran. Akhirnya Pak Daud merubah cara. Dia turun ke selangkangannya. Dia hadapkan wajahnya ke memek Yenni. Dia dekatkan bibirnya. Pak Daud langsung melumatkan mulutnya ke memek Yenni. Dengan penuh kelembutan dia melumati seperti melumati bibir Yenni. Dengan penuh perasaan dia mengulum sepasang kupu-kupu kelentitnya seperti mengulum lidah di bibir Yenni. Dengan penuh selera dia menghisap cairan-cairan birahi Yenni dan menelannya. Dengan penuh kecapan dia nikmati rasa asinnya.

Pak Daud berusaha menghilangkan ketegangan ataupun ketakutan ataupun keraguan pada diri Yenni. Dengan cara ini Pak Daud telah membuat lubang memek Yenni menjadi lebih lemas dan relaks. Dan bagi Yenni sendiri akan membantu mengurangi ketegangan.

Bermenit-menit Pak Daud melakukan olahan pada memek Yenni hingga dia yakin bahwa Yenni telah siap untuk menerima tusukkan kemaluannya. Dan Yenni.. Dia sungguh merasakan kelembutan dan lumatan bibir Pak Daud di memeknya.

Dia terbang ke awang nikmat dan terbuai dalam alun syahwat yang tenang tetapi sangat menghanyutkan. Dalam situasi begitu Yenni yang kembali menarik Pak Daud ke atas untuk kembali menusukkan kemaluannya pada memeknya. Tangan Yenni kini tak ragu untuk menggenggam dan meraih kontol Pak Daud untuk dituntunnya ke arah lubang memeknya.

Dan.. Yenni merasakan betapa nikmat saat kepala kontol Pak Daud mulai menguak gerbang memeknya. Dia meng-'egos'kan pantatnya untuk lebih mendesak dan melincirkannya. Kemudian.. Blleezz.. Blezz.. Blezz.. Senti demi senti..

Pelann.. Yenni merasakan batang gede penuh otot milik 'suaminya' itu meretas masuk menembusi dinding peka memeknya. Dorongan pelan-pelan Pa Daud pada kontolnya untuk menembusi memeknya sungguh menjadi sensasi nikmat yang tak terpana. Dia merasakan betapa setiap saraf pekanya berinteraksi dengan kehadiran batang kemaluan Pak Daud itu. Yenni hanya bisa mendesah sambil menutup matanya, merasakan mili demi mili dinding memeknya mencengkeram menahan gesekkan kontol Pak Daud. Air matanya keluar. Dalam badai nikmatnya Yenni menangis sesenggukan..

Yenni tahu.. Puncak nikmat ini harus dia tebus dengan seluruh hidupnya. Dengan membiarkan kenikmatan ini melandanya berarti Yenni harus rela melapas segala milik sebelumnya. Dia tak mungkin kembali kepada Ryan. Dan mungkin dia juga tak diterima ayah ibunya lagi. Dengan menerima Pak Daud berarti dia berseberangan dengan keluarganya termasuk keluarga Ryan.

Tetapi memang, Yenni sekarang bukan Yenni beberapa jam yang lalu. Dia akan terbuka dan jujur pada siapapun demi kebahagiaan hidupnya. Yenni sekarang adalah Yenni yang sesungguhnya, Yenni yang sejati. Yenni yang akan mengarungi sepenuh hidupnya sejalan dengan keyakinan yang di anutnya. Yenni sekarang adalah 'nyonya Daud' yang kuli panggul terminal kota itu.

Tetapi Yenni merasa sangat mulia. Dia tak perlu khawatir dengan hidup. Siapa sih yang mengaturNya? Siapa sih yang mampu menolakNya? Siapa sih yang mampu menghindariNya?

Tiba-tiba dia merasakan begitu ribuan nikmat sedang merambati tubuhnya. Dari segala arah tubuhnya menggelinjang menerima rambatan nikmat itu. Dia rasakan ada semacam desakkan yang menjebol saraf-saraf birahi dari dalam memeknya. Sesuatu yang tak bisa dihindarinya. Dia tahu orgasmenya akan meledak. Dan kini perasaan nikmat yang tak terhingga membawanya terbang ke awang-awang. Terbang itu semakin tinggi dan semakin tinggi sejalan dengan pompaan kontol Pak Daud ke dalam kemaluannya. Kini yang dirasakan adalah kelimbungan yang sangat tak terkira.

Dia gemetar hebat. Tangan-tangannya merasakan perlu memegang sesuatu. Jari-jarinya meraba-raba dan mendapatkan tepian seprei kasurnya. Dia langsung meremasinya. Dia seakan ingin mencabik-cabiknya. Dia kini mulai memasuki keadaan trance. Keringatnya nampak mengucur dari dahinya. Nikmat syahwat yang melandanya mengantar kesadaran Yenni melambung dalam orbit birahinya. Dia akan merobeki apapun yang dijamahnya. Daann.. Akhirnyaa..

Yenni seakan tak mampu menerima kenyataan nikmat itu. Dia hentakkan kepalanya ke depan dan ke belakang kemudian juga ke kanan dan ke kiri. Dia seperti bergeleng atau mengangguk dengan cepat hingga rambutnya terlempar ke sana-sini. Itulah saat orgasme Yenni saat turun melandanya. Dada Pak Daud merah karena luka cakaran Yenni. Tapi dia mampu mengabaikannya. Dia sungguh terpana dengan apa yang disaksikannya. Nafsu birahi Yenni seakan ludas tertumpahkan. Dia menyaksikan perempuan yang maksimal dan tanpa hambatan meraih orgasmenya. Dan karena itu pula nafsu syahwat Pak Daud terdongkrak. Dia juga mencapai orgasmenya. Ejakulasinya menyertai orgasme istrinya.

Dari kemaluannya yang kencang dan menyemprot kuat telah ditumpakannya sperma yang berlimpah-limpah hingga menggenang membasahi sprei. Sperma kuli panggul terminal kota itu ternyata harum dan wangi bagi haribaan diri Yenni. Dalam keadaan menuntaskan orgasmenya Yenni meraup tumpahan sperma suaminya untuk dia lulurkan ke wajahnya, lehernya dan dadanya dengan sepenuh hasrat birahinya. Dia mengendusi aromanya. Yenni mendapatkan perasaan damai di sana.

Pak Daud kagum atas apa yang dilihatnya. Dia melihat kepasrahan Yenni sebagai istrinya telah total diberikan untuk memenuhi kepuasan nafkah batinnya. Dia merasakan ada getaran rasa cinta abadi merambat dalam hatinya. Mungkinkah..? Yeenn.. Mungkinkah?? Mungkinkah..?? Ahh.., segera Pak Daud menepis pikiran ngelanturnya.

Hari pertama sesudah ijab kabul itu mereka benar-benar tidak keluar kamar. Semua kebutuhan makan dan minum disediakan oleh para pelayannya tanpa mereka berani mempertanyakan apa yang dilakukan pengantin baru ini. Yenni sendiri selalu menampakkan wajah segar dan ayunya setiap memanggil pelayan untuk menyediakan kebutuhannya.

Yenni bersama Pak Daud memenuhi harinya dengan sepenuhnya memadu cinta berasyik masyuk. Mereka melakukan hubungan suami istri di manapun. Dari ranjang turun ke karpet. Dari karpet pindah ke sofa. Dari sofa pindah lagi ke tepian bak mandi. Bahkan dengan duduk di atas kloset Pak Daud juga memangku Yenni yang begitu menikmati kemaluannya dengan cara duduk dan melakukan gerakan memompa di pangkuannya.

Segala cara dan gaya mereka lakukan untuk memetik nikmat syahwat. Tak ada satu titikpun di tubuh Yenni yang tidak tersapu lidahnya. Dan Yenni sendiri menerima sensai nikmat yang tak terucapkan saat Pak Daud menciumi pantatnya dan menjilati lubang duburnya. Bagi Yenni apa yang dia lakukan Pak Daud itu menjadi pertanda betapa dia mau melakukan apapun demi cintanya pada Yenni.

Tak bisa dipungkiri adanya perkembangan yang sangat beda dari skenario awal. Dari pergumulan penuh hasrat dari pasangan pengantin baru ini, tumbuh pada diri Yenni maupun Pak Daud suatu getaran keabadian. Pada mereka belum saling membuka diri. Tetapi getaran itu tak bisa terpungkiri merambati hati sanubari mereka. Yenni masih menyimpannya dalam-dalam. Dan Pak Daud tergiring dalam sangkar pertanyaan yang tak mampu dijawbnya. Mungkinkah? Mungkinkah..??

Pada hari kedua, orang tua Yenni menelpon. Mereka bilang tak akan pulang kerumah itu sebelum si Daud gila itu pergi dari rumahnya. Yenni tak sempat menjawabnya karena sambungannya telah langsung ditutup. Yenni semakin merasa bahwa dia hidup dikelilingi budaya yang penuh ego. Mereka hanya berpikir dari sudutnya. Mereka seperti orang dagang yang hanya menghitung untung atau rugi.

Kepada pelayan di rumah dia pesan agar kepada semua penelpon yang ingin ketemu dia agar bilang sedang tidak mau diganggu.

Pada hari ke tiga datang 2 orang utusan orang tua Yenni. Utusan tersebut membawa check cash senilai Rp. 30 juta untuk Pak Daud, draft Surat Pernyataan Menceraikan Yenni ber-meterai yang harus ditanda tangani Pak Daud dan surat pengantar yang isinya agar Pak Daud menanda tangani Surat Pernyataan terlampir berikut ucapan terima kasih atas bantuannya dari orang tua Yenni. Juga disebutkan agar Pak Daud selekasnya berpisahan dengan Yenni dan meninggalkan rumahnya.

Yenni bersama Pak Daud dengan penuh senyum dan lapang dada menanggapi semua kiriman orang tua Yenni tersebut. Kemudian mereka minta waktu untuk menulis jawaban atas surat tersebut. Yenni memanggil pelayan agar membuatkan minuman bagi mereka. Kedua orang utusan orang tua Yenni menunggu di ruang tamu sementara Yenni bersama Pak Daud kembali ke kamarnya.

Begitu masuk kamr mereka kembali berpagutan. Yenni dan Pak Daud langsung mencebur ke samudra birahi untuk mengarungi nikmatnya syahwat. Keduanya saling melepasi busana lawannya sebelum rebah ke ranjang. Pak Daud menelusurkan bibir dan lidahnya ke kaki-kaki Yenni. Dia menjilati dan menggigiti jari-jari, tumit dan telapak cantiknya Yenni. Aroma sepatu Yenni pada telapaknya menambah rangsangan syahwat Pak Daud.

Lidah Pak Daud yang menyentuhi kaki-kakinya langsung membakar nafsu birahinya. Yenni menarik lengan Pak Daud untuk saling berpelukan. Kali ini Yenni mengambil inisiatip untuk menindih tubuh kekar Pak Daud. Sambil menggigiti dadanya tangannya meraih kemaluan Pak Daud yang telah siap tegak kaku. Dia arahkan kepalanya ke memeknya. Dan pelan tetapi pasti.. Blezz.. Kemaluan Yenni menelan seluruh batangan kontol Pak Daud.

Yang terdengar kemudian desah dan rintih keduanya yang saling bersahutan. Mereka langsung mendayung nikmat untuk mencari pelabuhan orgasmenya. Sodokkan kontol Pak Daud menusuki ke berbagai arah untuk menyentuhi titik peka di dinding memek Yenni. Dan Yenni menggerakkan tubuhnya seperti tukang cuci yang sedang menggilas sambil menggeliat-geliatkan pinggul dan pantatnya untuk melumat-lumat nikmat batang sesak dalam cengkeraman memeknya yang sempit itu.

Mereka membiarkan para utusan di bawah untuk menunggunya hingga saat puncak itu datang. Orgasme Yenni mendekati gerbangnya. Sperma Pak Daud siap untuk tumpah. Tangan Yenni kembali mengacak-acak seprei seakan hendak merobek-robeknya. Dan tak terbendung lagi.. Puncak nikmat itu datang menerpa mereka berdua. Yang terdengar kemudian adalah mulut Yenni yang meracau..

"Tak kan kulepaskan kamu, Mass.. Takkan kulepaskan.. Jangan tinggalkan aku Maass.. ".

Itulah kalimat dan kata-kata jawaban Yenni bersama Pak Daud untuk orang tua Yenni. Kalimat dan kata-kata itu tertera pada draft surat yang harus ditanda tangani oleh Pak Daud. Di bawah tulisan itu ditorehkan nama Ny. Yenni Daud. Yenni menanda tangani draft tersebut tepat di atas meterai yang tersedia. Menyertai surat itu, dikembalikan pula check cash Rp. 30 juta untuk Pak Daud. Berdasarkan ketrampilan dan pengalaman yang dimiliknya mereka berdua yakin bisa hidup secara mandiri. Khususnya bagi Pak Daud cara itu dia tempuh paling baik untuk menghindarkan penilaian tidak sehat dari orang tua Yenni.

Demikianlah awal dari kehidupan langgeng suami istri Daud dan Yenni. Mereka tak membicarakan beda umur, beda status, beda tampilan, beda kekayaan. Mereka lebih memilih kejujuran yang bening. Mereka ingin menjadi bagian yang konkrit dari kebenaran semesta. Mereka mampu memilih jalan lurusnya sendiri. Mereka mampu melapaskan diri dari hukum-hukum konvensional yang membelenggu pribadi manusia. Mereka berhasil menjadi diri pribadi.

Sesudah 3 hari berargumentasi dan berdebat dengan lingkungan keluarganya dan keluarga Ryan, mereka ternyata tak bisa lepas dari kenyataan konvensional lingkungannya. Dan oleh karenanya dengan lapang dada pasangan Yenni dan Daud memilih pindah dan tinggal jauh dari kota aslinya. Dia kembali ke alam terbuka di kaki sebuah gunung.

Di kebun sayurnya yang luas ada mata air yang jernih, setiap pagi keduanya mencuci mukanya dari mata air itu. Dari situ mereka mendapatkan matanya selalu bening untuk melihati kenyatan hidup ini. Memang, akhirnya Daud dan Yenni tak banyak memerlukan apa-apa. Dia hanya akan meluruskan hidupnya, menjemput generasi penerusnya dan menempuh kesadaran hakikinya sebagai landasan kehidupannya.

No comments:

Post a Comment